Kultum Sekretaris PA Tegal : Tantangan Pemuda Islam Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

Dilihat: 1516

KULTUM SEKRETARIS PA TEGAL : TANTANGAN PEMUDA ISLAM DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

1650961833582

Sekretaris PA Tegal, Sulhan Ariyanto, S.H. (kanan) saat mengisi Kultum dihadapan Jamaah Salat Dzuhur Musholla Almahkamah PA Tegal, Selasa (26/04/22)

 

Tegal I pa-tegal.go.id

Sekretaris Pengadilan Agama Tegal, Sulhan Ariyanto, S.H. menjadi pengisi Kultum di ramadhan keduapuluh empat, Selasa (26/04/22). Ia mengisi Kultum dihadapan jamaah salat dzuhur Musholla Almahkamah PA Tegal. Dalam kultumnya, ia mengangkat tema : tantangan pemuda islam dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Berbicara tentang pemuda adalah berbicara tentang masa depan. Sebagaimana halnya dikemukakan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, 14 abad lampau syubbanul yaum rijalul ghad, Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan”, tutur Sulhan Ariyanto mengawali Kultumnya.

Menurut Sulhan Ariyanto, sejarah mencatat dengan baik bahwa pemuda selalu terlibat dan ambil bagian dalam perubahan.

“Kita tahu semua, sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari era sumpah pemuda, era proklamasi, pergantian orde lama ke orde baru, transisi ke era reformasi, bahkan era digital selalu dipelopori oleh pemuda. Ini berarti pemuda selalu menjadi motor penggerak perubahan”, jelas Sulhan Ariyanto.

Demikian juga dengan yang terjadi di Pengadilan Agama Tegal. Peran pemuda sangat dirasakan dalam menggerakkan roda organisasi PA Tegal. Kedatangan 4 pegawai sangat membantu jalannya proses bisnis kesekretariatan yang dipimpin Sulhan Ariyanto. Apalagi ditengah kekurangan staf dan kekosongan jabatan 3 Kasubbag.

Sebagaimana diketahui, setelah 3 Kasubbag di PA Tegal dimutasi ke satker lain, PA Tegal mendapatkan tambahan 1 pegawai pindahan dari PTA Ambon. Kemudian kedatangan 3 CPNS baru.

Mahkamah Agung sendiri, menurut Sulhan, sudah lebih maju dalam menghadapi perubahan. Pada acara Laporan Tahunan di tahun 2019, Ketua Mahkamah Agung telah melaunching dimulainya era baru peradilan modern berbasis Teknologi Informasi. Dimana administrasi perkara dan persidangan dapat dilakukan secara elektronik melalui aplikasi e-court Mahkamah Agung RI. Tentu, hal ini melibatkan SDM Mahkamah Agung yang kebanyakan adalah berusia muda.

Kekinian, aplikasi e-court sangat membantu lembaga peradilan dibawah Mahkamah Agung dan para pencari keadilan ketika pandemi covid-19 melanda dunia tahun 2020 hingga sekarang. Tercatat lembaga peradilan di Indonesia tidak keteteran, ketika semua dituntut serba digital dan virtual.

Namun, era revolusi industri 4.0 yang ditandai serba digital tidak membawa dampak baik, saja. Banyak dampak buruk yang muncul. Munculnya judi online dan pronografi online adalah contoh kecil dampak buruk yang dihasilkan dari era tersebut.

“Sebagai contoh smartphone bisa membawa dampak negatif bagi kehidupan sosial kita. Jika tidak digunakan dengan benar, smartphone dapat menjauhkan yang dekat. Orang-orang ketika sedang berkumpul tidak lagi mengobrol. Tapi lebih asik main smartphone”, ungkap Sulhan Ariyanto.

Menurut Sulhan, bola ada ditangan para Pemuda hari ini. Apakah mereka akan menggunakan kemudahan teknologi informasi di era revolusi industri 4.0 untuk tujuan positif atau negatif. Bola yang dipilih nanti akan mempengaruhi dunia, saat kelak mereka mengambil alih estafet kepemimpinan di masa mendatang. (t.rom)